Powered by FeedBurner

Masjid Jin

Di kota suci Makkah Almukarromah, terdapat sebuah sebuah masjid yang bernama unik, Masjid Jin. Masjid yang terletak dari arah Masjidil Haram menuju pemakaman Ma'la itu diberi nama Jin bukan karena didirikan oleh para jin, melainkan tempat beberapa jin menyatakan beriman dan mengucap kalimat syahadat di hadapan Rasulullah.

Menurut Muslim Nasution dalam buku 'Tapak Sejarah Seputar Makkah Madinah', Masjid Jin juga memiliki disebut sebagai masjid Al Baiah. Penyebabnya, para jin telah membuat baiah (perjanjian) kepada Rasulullah untuk beriman dan menjalankan ajaran Rasulullah.

Selain itu, masjid Jin juga menjadi saksi bisu turunnya wahyu berupa Surat Al Jin. Menurut riwayat, pernah suatu kali Rasulullah bersama para sahabat menjalankan salat subuh di masjid itu.

Dalam salat, Rasulullah membaca beberapa ayat Alquran. Bacaan Rasulullah terdengar oleh serombongan jin yang sedang dalam perjalanan menuju Tihamah. Mereka kemudian berdialog dengan Rasulullah usai salat subuh. Saat itulah, Allah menurunkan wahyu berupa surat Al Jin.

Masjid Jin sendiri berukuran sedang dan tidak dapat menampung banyak jamaah. Kesan angker pun sama sekali tidak ditemukan dari bangunan itu.

Hingga kini, masjid jin tetap berfungsi seperti umumnya masjid. Masyarakat Makkah pun menggunakan masjid itu lazimnya tempat salat biasa.

Survei Prilaku Anak Jawa Timur

Pada Mei 2012, Yayasan Rahima menyelenggarakan sebuah penelitian sederhana mengenai perilaku seksual remaja di Jawa Timur. Yayasan ini menyebar kuesioner kepada 473 pelajar berusia 15-17 tahun dari 18 sekolah setingkat SMA di empat kabupaten: Banyuwangi, Jombang, Lamongan dan Kediri. Bagaimana hasilnya?

Sebanyak  73 persen responden mengatakan, mereka pernah pacaran. Lalu apa saja yang mereka lakukan saat pacaran? Dari 73 persen itu, hampir sepertiga (31 persen) menjawab berpegangan tangan dan pelukan, 11 persen berpegangan tangan, pelukan, dan mencium pipi, sementara 12 persen menjawab pegangan tangan, pelukan, cium pipi dan mencium bibir.

Selanjutnya, 5 persen responden menjawab mereka melakukan semua hal di atas ditambah meraba-raba tubuh pasangan. Kemudian, 2 persen responden mengatakan mereka tidak hanya meraba-raba tubuh pacar, tapi juga melakukan oral seks.

Sebanyak 39 persen responden menjawab “lainnya” — masuk dalam kriteria lainnya ini adalah ngobrol, berkirim SMS, jalan bareng, mengirim surat, hingga melakukan hubungan seksual.

Yayasan Rahima juga bertanya apakah para responden pernah membaca buku porno? Hasilnya, 76,8 persen menjawab tidak dan sisanya pernah. Bagaimana dengan film porno? Pernah, jawab 52,3 persen responden.

Dari penelitian sederhana tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar remaja Jawa Timur yang mengisi kuisioner pernah pacaran, dengan perilaku pacaran yang bervariasi, mulai dari yang aman (mengobrol) hingga tidak aman (berhubungan seksual). Penelitian sederhana tersebut juga menunjukkan bahwa remaja lebih suka melihat gambar visual dibandingkan dengan membaca. Bisa jadi karena gambar visual mudah dipahami dan cara memperolehnya pun mudah.

Terkait dengan hubungan seksual, pertanyaan yang muncul kemudian (terutama kepada remaja putri) adalah, apakah mereka melakukannya dengan kesadaran penuh atau karena mendapat tekanan dari pacar? Apakah remaja putri terpaksa melakukan seks sebagai pembuktian cinta?

Pertanyaan kepada remaja putri dan putra: Apakah mereka melakukan seks karena tidak mau dianggap ketinggalan zaman,  atau sekadar coba-coba setelah menonton film porno?

Apakah mereka menyadari bahwa seks dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak direncanakan? Apakah mereka tahu menggugurkan kandungan berisiko kehilangan nyawa? Apabila berganti-ganti pasangan, sadarkah mereka bahwa ada risiko infeksi menular seksual, juga HIV/AIDS?

Tampaknya tidak banyak remaja yang mengetahui risiko terkait perilaku seksual seperti di atas. Bisa jadi karena mereka tidak mendapatkan informasi yang komprehensif, atau karena tak tahan menghadapi tantangan remaja yang makin besar di era globalisasi ini. Untuk itu tampaknya perlu sebuah kerjasama berbagai pihak untuk membekali remaja agar dapat berperilaku yang sehat dan bertanggungjawab.

Zona Erotis Wanita

Bedanya kalau wanita mempunyai titik sensual di klitoris dan G-spot, pria memiliki penis.
Dubur juga menjadi bagian yang mempengaruhi tingkat libido pria dan wanita.
Bagian-bagian tersebut bisa meningkatkan gairah seksual karena dipengaruhi oleh saraf-saraf di dalamnya.

"Bagian-bagian itu menjadi sensitif karena saraf rasanya banyak daerah situ. Lalu reseptor hormon juga," Akan tetapi, zona-zona tersebut bisa saja menjadi kurang sensitif karena setiap orang memiliki bagian sensitif yang berbeda-beda. Wimpie menuturkan, pengalaman bercinta menjadi salah satu faktor penyebabnya. Seseorang yang memiliki banyak pengalaman bercinta tentu titik sensualnya lebih 'peka' daripada pria belum berpengalaman.

Seksolog lulusan Universitas Udayana itu mencontohkan, bibir merupakan salah satu zona erotis pria maupun wanita. Seharusnya bibir menjadi bagian yang sensitif. Akan tetapi, bagi seseorang yang belum pernah atau jarang berciuman sebelum bercinta, bagian tersebut menjadi tidak sensitif. Berbeda dengan wanita yang sering melakukannya, sentuhan di bibir akan meningkatkan gairah seksualnya.

Selain pengalaman, ternyata budaya juga menjadi salah satu penyebab zona erotis di setiap orang berbeda-beda. Pria yang menjadi Guru Besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali itu mengatakan, ada budaya yang mengganggap berciuman itu menjadi sesuatu yang luar biasa.
Ada pula yang menganggap bahwa aktivitas tersebut menjadi hal yang tidak biasa dilakukan.

Bulu Mata Emas

Aksesori pelengkap make-up tersebut diciptakan oleh brand bulu mata palsu Kre-At.
Produknya dibuat layaknya seperti bulu mata palsu pada umumnya.
Yang membedakan, bagian ujungnya dihiasi dengan shimmer dari serpihan emas.

Luxury meets art', itulah penggambaran untuk bulu mata yang dibuat dengan tangan itu.
Bulu mata eksklusif tersebut dijual di departement store di New York,
Barneys seharga $295 atau hampir Rp 3 juta

Pantaskah Hubungan Di Pertahankan Karena Sering Bertengkar

1. Mengikuti Kata Hati

Terkadang seseorang mempertahankan hubungan hanya karena tidak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarnya seperti keluarga atau teman.
Padahal sebenarnya Anda sudah merasa tidak nyaman dengan hubungan saat ini.
Solusinya adalah tanyakan pada diri sendiri bagaimana perasaan Anda selama menjalani hubungan tersebut.
Pikirkan apakah hubungan bisa dipertahankan, jika memang ingin mempertahankannya, kedua belah pihak harus bekerjasama agar hubungan berjalan lancar.
Intinya ikutilah kata hati Anda.

2. Mencari Solusi

Saling menyalahkan tidak akan membuat masalah jadi selesai, malahan semakin memanas.
Daripada terus emosi, sebaiknya tenangkan diri dan sama-sama mencari akar permasalahan.
Dengan mencari akar dari permasalahan akan mempermudah Anda untuk menyelesaikan masalah.

3. Komunikasikan

Sering berkomunikasi agar tidak terjadi salah paham.
Sesekali carilah waktu dan tempat di mana Anda bisa ngobrol dari hati ke hati tentang kondisi hubungan yang kian rapuh.
Ungkapkan segala hal yang ada di dalam pikiran Anda secara jujur, tanpa perlu emosional dan berilah kesempatan bagi kekasih untuk mengungkapkan isi hatinya.
Dengan begini, Anda juga bisa mendapat solusinya.
Bisa dipertahankan atau tidaknya sebuah hububungan pasti masing-masing dari kalianlah yang lebih mengetahuinya.

4. Argumen Bukan Adu Mulut

Argumentasi boleh-boleh saja asalkan bukan dilakukan dengan nada suara yang tinggi.
Nada suara yang meninggi atau yang mengandung konfrontasi bisa membuat suasana menjadi semakin panas.
Bicarakan saja baik-baik dengan pasangan tanpa harus saling bicara kasar dan marah-marah.

5. Mencari Tahu Bagaimana Cara Menyelesaikanya

Jika Anda dan si dia yakin bahwa hubungan masih bisa dipertahankan, cari tahu bagaimana cara agar hubungan bisa baik-baik saja.
Jika perlu Anda menghabiskan waktu bersama untuk membuat rencana agar masalah dapat terselesaikan.

6. Move Forward

Apapun keputusan Anda bersama pasangan, kehidupan akan terus bergerak maju.
Bila Anda masih bisa mempertahankannya, lupakanlah masalah.
Bangun kembali hubungan yang sempat retak.
Namun bila memang Anda merasa hubungan sudah tidak lagi menyehatkan, selesaikan hubungan asmara dan move on!
Yakinlah ada kehidupan yang lebih baik di luar sana.
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS